Laporan Studi Kasus



IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR (DISGRAFIA) PADA SISWA DI KELAS 2 SDN NGRONGGO 6 KOTA KEDIRI

Laporan Studi Kasus
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Studi Kasus
Pada Program Studi Psikologi Islam


Disusun Oleh:
BINTI RAHAYU
9334. 004. 13

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
JURUSAN USHULUDDIN DAN ILMU SOSIAL
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
 (STAIN) KEDIRI
2017

HALAMAN PERSETUJUAN


Laporan hasil Studi Kasus / PPL di SDN Ngronggo 6 Kota Kediri, oleh mahasiswi:
Nama              : Binti Rahayu
NIM                : 933400413
Prodi               : Psikologi Islam
Jurusan          : Ushuluddin dan Ilmu Sosial
Laporan ini telah diperiksa dan dikoreksi dengan baik dan cermat, oleh karena itu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) menyatakan bahwa mahasiswi tersebut telah menyelesaikan tugasnya dengan baik.


Kediri, 05 Januari 2017
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)


Fatma Puri Sayekti, M. Psi.
 NIP.


\

HALAMAN PENGESAHAN


Pengesahan laporan Studi Kasus / PPL di SDN Ngronggo 6 Kota Kediri:
Nama              : Binti Rahayu
NIM                : 933400413
Prodi               : Psikologi Islam
Jurusan          : Ushuluddin dan Ilmu Sosial
Telah melaksanakan kegiatan Studi Kasus / PPL di SDN Ngronggo 6 Kota Kediri pada tanggal 01 Desember 2016 sampai dengan 05 Januari 2017. Rincian hasil Studi Kasus telah terangkum dalam laporan ini.

Kediri, 05 Januari 2017
Dosen Pembimbing Lapangan                                    Guru Pendamping Lapangan
                  (DPL)                                                        SDN Ngronggo 6 Kota Kediri


Fatma Puri Sayekti, M. Psi.                                          Megayanti, S. Pd. SD.


Mengetahui,
Kepala Sekolah
SDN. Ngronggo VI Kota Kediri


Etty Eka Nuryanti, S. Pd. SD

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga laporan Studi Kasus / PPL ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan besar umat islam dan Rasul terakhir yakni Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi-Nya, yakni agama islam. Laporan Studi Kasus / PPL ini menjelaskan tentang identifikasi kesulitan menulis (Disgrafia) pada siswa di SDN Ngronggo 6 Kota Kediri, Propinsi Jawa Timur.
Penulis sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya dengan setulus hati kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Studi Kasus / PPL ini, yaitu kepada yang terhormat:
1.      Fatma Puri Sayekti, M. Psi, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan sehingga penyusunan laporan Studi Kasus / PPL ini bisa terselesaikan.
2.      Ketua STAIN dan Ketua Jurusan Ushuluddin dan Ilmu Sosial STAIN Kediri beserta para stafnya, atas segala kebijaksanaan, perhatian, dan dorongan sehingga penulis dapat menjalankan dan pada akhirnya dapat menyelesaikan kegiatan Studi Kasus / PPL ini dengan baik.
3.      Etty Eka Nuryanti, S. Pd. SD, selaku kepala sekolah SDN Ngronggo 6 Kota Kediri yang telah memberi kesempatan untuk melaksanakan Studi Kasus / PPL di SDN Ngronggo 6 Kota Kediri serta telah membantu kelancaran selama kegiatan, sehingga kegiatan Studi Kasus / PPL ini dapat terselesaikan dengan baik.
4.      Megayanti, S. Pd, SD, selaku guru pendamping yang membantu serta mendampingi selama kegiatan Studi Kasus / PPL di SDN Ngronggo 6 Kota Kediri sehingga kegiatan ini dapat terselesaikan dengan baik.
5.      Nanang Fachruji, S.Pd, selaku guru wali kelas 2 yang telah memberi banyak informasi tentang siswanya serta membantu selama kegiatan Studi Kasus / PPL di SDN Ngronggo 6 Kota Kediri sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik.
6.      Bapak Didik Prasetya dan Ibu Fitri Utami, selaku orang tua siswa yang telah membantu, serta berkenan membagi informasi yang berkaitan dengan putranya sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus ini dengan baik.
7.      Siswa-siswa di kelas 2 SDN Ngronggo 6 Kota Kediri yang juga dengan senang hati telah bersedia membantu penulis dalam kegiatan Studi Kasus / PPL ini.
8.      Rekan-rekan sesama mahasiswi yang sama-sama melaksanakan kegiatan Studi Kasus / PPL di SDN Nronggo 6 Kota Kediri yang juga telah memberikan bantuannya selama kegiatan.
9.      Tak lupa kepada Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga yang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupu materil dengan tulus ikhlas kepada penulis.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan semoga laporan Studi Kasus / PPL ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Kediri, 05 Januari 2017

Penulis

DAFTAR ISI


HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... 2
KATA PENGANTAR................................................................................... 3
DAFTAR ISI................................................................................................. 5
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................ 7
A.    Latar Belakang................................................................................... 7
B.     Tujuan................................................................................................. 8
C.     Manfaat.............................................................................................. 8
BAB II: PROFIL DAN HASIL TES............................................................ 9
A.    Latar Belakang Sekolah...................................................................... 9
B.     Latar Belakang Keluarga.................................................................. 12
C.     Identitas............................................................................................ 13........
D.    Hasil Tes IQ...................................................................................... 14
BAB III: LANDASAN TEORI KESULITAN BELAJAR....................... 16
A.    Definisi Kesulitan Belajar................................................................. 16
B.     Karakteristik Kesulitan Belajar......................................................... 17
C.     Klasifikasi Kesulitan Belajar............................................................ 18
D.    Penyebab Kesulitan Belajar.............................................................. 19
BAB IV: METODE PENELITIAN............................................................ 23
A.    Identifikasi....................................................................................... 23
B.     Metode Pengumpulan Data.............................................................. 25
C.     Metode yang Dapat Digunakan....................................................... 26
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 28
A.    Kesimpulan....................................................................................... 28
B.     Saran................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 29



BAB I
Pendahuluan
A.      Latar Belakang
Dalam lembaga pendidikan tentu mengacu  pada adanya tujuan dari pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan peserta didikanya secara optimal dan mengubah perilaku peserta didik dari hal-hal yang negatif menjadi positif, setiap pihak atau personil disebuah sekolah hampir semuanya mengharapkan para siswa mampu belajar dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa merupakan sentra tujuan pendidikan yang berperan penting.
Banyak sekolah yang memberi target tinggi terhadap prestasi akademik maupun non akademik siswa agar nama sekolah dapat terkenal. Namun mereka tidak menyadari bahwa target tesebut menjadi beban tersendiri bagi siswa. Hendaknya sekolah melihat pula seberapa besar potensi maupun kelemahan siswa dalam bidang tertentu. Tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama sehingga di perlukan perlakukan dan penanganan yang sedikit berbeda.
Ketidakmampuan siswa ini juga mencakup pemahaman terhadap mata pelajaran. Ketidakmampuan ini dapat dipengaruhi oleh faktor individu itu sendiri seperti malas dan berbagai faktor lainnya seperti metode belajar yang kurang menarik, guru yang tidak menguasai kelas atau faktor orang tua. 
Permasalahan yang terjadi dikalangan siswa memang tidak didambakan, karena permasalahan yang dikalangan siswa ini dapat menghambat prestasi belajar yang diharapkan dan juga secara tidak langsung menghambat tercapainya tujuan sekolah tersebut. Hal itulah yang terjadi di SDN Ngronggo 6 Kota Kediri. Dimana tujuan sekolah tersebut antara lain siswa dapat mengikuti jenjang pendidikan lebih lanjut setelah lulus dari sekolah tersebut. Namun ada beberapa siswa dari sekolah tersebut yang mengalami kesulitan dengan beberapa mata pelajaran.
Dalam kegiatan studi kasus ini, kami melakukan identifikasi secara menyeluruh terhadap siswa-siswa yang dirasa memiliki kesulitan dalam mengikuti pelajaran yang terkait dngan aspek membaca, menulis, dan berhitung. Kami merasa perlu melakukan identifikasi terhadap ketiga aspek tersebut karena ketiganya merupakan aspek penting dalam belajar.

B.       Tujuan Studi Kasus
Dari paparan latar belakang yang di atas, tujuan studi kasus yang dilakukan di SDN Ngronggo 6 Kota Kediri adalah sebagai berikut:
1.         Memberi pemahaman tentang kesulitan belajar pada guru dan orang tua.
2.         Mengindetifikasi tentang kesulitan belajar disgrafia.
3.         Memberikan metode yang efektif untuk pembelajaran siswa kesulitan belajar pada guru dan orang tua.
C.      Manfaat
Secara garis besar manfaat yang diperoleh dari studi kasus yang dilakukan di SDN Ngronggo 6 Kota Kediri adalah sebagai berikut:
1.      Dapat memberi pemahaman tentang kesulitan belajar kepad guru dan orang tua.
2.      Dapat mengindetifikasi tentang kesulitan belajar disgrafia.
3.      Dapat memberikan metode yang efektif untuk pembelajaran siswa kesulitan belajar pada guru dan orang tua.



BAB II
Mengenal Keadaan Sekolah

A.      Latar Belakang Sekolah
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan Nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini, diperlukan perjuangan seluruh lapisan masyarakat.
Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa. Melalui pendidikan bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
1.      Visi Sekolah
Mewujutkan Insan yang berakhlak, unggul dalam prestasi, disiplin, dan berwawasan global dengan dilandasi nilai – nilai budaya yang luhur sesuai dengan ajaran agama.
2.      Misi Sekolah
·         Menanamkan keyakinan / akidah melalui pengalaman ajaran agama.
·         Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
·         Mengembangkan pengetahuan di  bidang IPTEK, bahasa, olahraga dan seni budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.
·         Menumbuh kembangkan kedisiplinan.
·         Menjalin kerja sama yang harmonis antar warga sekolah dan lingkungan.
3.      Tujuan Sekolah
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikutipendidikan lebih lanjut. Merujuk pada tujuan pendidikan dasar tersebut, maka tujuan Sekolah Dasar Negeri Ngronggo 6 adalah sebagai berikut :
1)      Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan  kegiatan pembiasaan.
2)      Meraih prestasi akademik maupun nonakademik minimal tingkat kota.
3)      Menguasai dasar – dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.
4)      Menjadi sekolah pelopor dan penggerak di lingkungan masyarakat sekitar.
5)      Menjadi sekolah yang diminati di masyarakat[1]

4.      Identitas Sekolah
Nama Sekolah                        : SDN Ngronggo 6
NSS/NIS                                : 101056301009 / 100062
Alamat Sekolah                      : JL. Perintis Kemerdekaan No.17
  Kel. Ngronggo Kec. Kota - Kota Kediri
Kode Pos                               : 64127
No. Telpon                             : (0354) 691428
Luas lahan                               : 1.610 m2
Status Kepemilikan                 : Milik pemerintah Daerah
Tahun Pendirian Sekolah        : 1975
Nama Kepala Sekolah             : Etty Eka Nuryanti, S.Pd.SD
NIP                                         : 19611107 198202 2 006
Pangkat/Golongan                  : Pembina Tk.1/ IV b
Alamat Rumah                        : Jl. Kenongo 8 No.12
No. HP                                    : 082131491326

5.      Keadaan Guru / pegawai
1.      Jumlah Guru PNS                         : 7 orang
2.      Jumlah guru Non PNS/GTT          : 4 orang
3.      Jumlah penjaga sekolah                 : 1 orang
4.      Jumlah PTT / Opearator                : 1 orang
                        Total                                        : 13 orang       
6.      Keadaan Siswa

KELAS
JUMLAH SISWA
JUMLAH ROMBEL
JUMLAH
L + P
L
P
Kelas 1
19
13
1
32
Kelas 2
22
10
1
32
Kelas 3
15
17
1
32
Kelas 4
14
18
1
32
Kelas 5
18
16
1
34
Kelas 6
15
22
1
37
Total
103
96
6
199

7.      Data Guru dan Karyawan
Berikut adalah daftar nama guru dan karyawan SDN Ngronggo 6 Kota Kediri:
No
Nama/ NIP
Tempat/ Tgl Lahir
L/P
Pangkat / Golongan
Keterangan
1.
Etty Eka Nuryanti, S.Pd.SD
NIP: 19611107 198202 2 006
Yogyakarta
07-11-1961
P
Pembina Tk.1
Kepala Sekolah
2.
Djoko Srijanto, S.Pd
NIP. 19630711 198504 1 003
Madiun
11-07-1963
L
Pembina Tk. 1
IV / b
Guru Kelas III
3.
Dra. MARWATI
NIP. 19650618 198606 2 001
Tulungagung
18-06-1965
P
Pembina Tk. 1
IV / b
Guru Penjaskes
4.
Syaiful Hadi, S.Ag
NIP. 19610812 198703 1 008
Kediri
12-08-1961
L
Pembina Tk. 1
IV / b
Guru PAI
5.
RUKAINI, S.Pd SD
NIP. 19671117 198803 2 007
Nganjuk
17-11-1967
P
Pembina Tk. 1
IV / b
Guru Kelas VI
6.
Lilik Susanti, S.Pd
NIP. 19571111 198112 2 001
Trenggalek
11-11-1957
P
Pembina
IV / a
Guru Kelas I
7.
MAHANANI, S.Pd
NIP. 19660923 199403 2 005
Kediri
23-09-1966
P
Penata
III / c
Guru Kelas V
8.
MULYONO
NIP. 19610701 200010 1 001
Kediri
01-07-1961
L
Pengatur Muda Tk. I
II / b
Penjaga
10.
ATIEK SUSMINIARI, A.Ma.Pd
Kediri
08-04-1974
P
-
GTT
11.
MEGAYANTI. S.Pd.SD
Kediri
01-11-1976
P
-
GTT
12.
FEBRIANTI CATUR, S.Pd
Kediri
24-02-1986
P
-
Guru Kelas IV
GTT
13.
NANANG FACHRUJI, S.Pd
Kediri
19-07-1981
L
-
Guru Kelas II
GTT
14.
VIKI SITANIA VESY, A.Ma.Pust
Kediri
25-04- 1987
P
-
PTT

B.       Latar Belakang Keluarga
Subyek adalah anak kedua dari dua bersaudara yang hanya selisih satu tahun dengan subyek. Saat ini subyek bertempat tinggal dengan kedua orang tuanya dan seorang neneknya di jalan Perintis Kemerdekaan 67 Ngronggo Kota Kediri. Rumahnya terletak sekitar 200 meter dari sekolah. setiap hari subyek berjalan kaki menuju ke sekolah dan pulangnya di jemput oleh ibunya.
Ayah subyek adalah seorang sopir angkot. Setiap hari mulai bekerja dari pukul 04.00 sampai pukul 16.00 WIB. Penghasilannya dari sopir angkot tersebut tidak menentu setiap harinya. Oleh karena itu beliau juga memiliki kerja sampingan sebagai tukang bangunan jika ada yang membutuhkan tenaganya. Ibu subyek adalah ibu rumah tangga yang juga memiliki kesibukan sebagai penjual baju keliling dan sebagai pembantu rumah tangga jika ada yang membutuhkan tenaganya.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, Orang tua subyek menyadari bahwa prestasi anaknya sangat buruk disekolah. Oleh karena itu subyek diikutkan belajar di lembaga bimbingan belajar yang ada disekitar rumahnya, namun subyek mengaku tidak suka. Karena merasa tidak suka, dia sering berpindah-pindah dari satu lembaga bimbingan ke lambaga bimbingan lainnya. Berbeda dengan bimbingan belajar bahasa Inggris, orang tua merasa subyek lebih bersemangat ketika mengikuti bimbingan belajar tersebut. Bimbingan belajar bahasa Inggris ini dilakukan dua kali dalam seminggu dengan durasi dua jam setiap pertemuannya. Menurut orang tuanya bimbingan belajar ini menggunakan metode visual, sehingga anak mudah mengingat pelajaran yang di ajarkan.[2]

C.      Identitas
                   I.            Identitas Anak
Nama                     : Mohammad Fitra Ramadani
Tempat Lahir         : Kediri
Tanggal Lahir        : 30 September 2008
Usia                       : 8 tahun
Jenis Kelamin        : Laki-laki
Agama                   : Islam
Alamat                  : Jl. Perintis Kemerdekaan 67 RT.05 RW.07
                                Dusun Ngronggo - Kel. Ngronggo – Kota Kediri

                II.            Identitas Orang Tua
a.       Nama Ayah Kandung : Didik Prasetyo
Tahun Lahir                 : 1984
Pekerjaan                     : Buruh
Pendidikan Terkhir     : SMP Sederajat
b.      Nama Ibu Kandung    : Fitri Utami
Tahun Lahir                 :1985
Pekerjaan                     : Buruh
Pendidikan Terakhir    : SMP Sederajat

             III.            Identitas Wali Kelas
Nama                     : Nanang Fachruji, S.Pd
Tempat Lahir         : Kediri
Tanggal Lahir        : 19 Juli 1981
Wali kelas              : 2

D.    Hasil Tes  IQ

Dari tes yang dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 16 Desember 2016 di SDN NGronggo 6 dengan menggunakan alat tes Stanford-Binet Intelligence Scale Form L-M didapatkan hasil sebagai berikut:

Basal                                 : usia ke-IV
Ceiling                               : usia ke- X
Skor total                          : 72 bulan
MA (Mental Age)              : 6 tahun (73 bulan)
CA (Chronology Age)       : 8 tahun lebih 2 bulan (98 bulan)
IQ  =  x 100%
IQ  = 72/98 x 100%
IQ  = 73
No
Kelas Interval Skor IQ
Klasifikasi
1
140 ke atas
Genius (Luar Biasa)
2
120 – 139
Very Superior (Sangat Cerdas)
3
110 – 119
Superior (Cerdas)
4
90 – 109
Normal (Average)
5
80 – 89
Dull (Bodoh)
6
70 – 79
Border Line (Batas Potensi)
7
50 – 69
Morrons (debiel)
8
30 – 49
Embicile (Embisili)
9
Di bawah 30
Idiot

  Skor  tersebut menunjukkan subyek merupakan anak yang  mampu melakukan  tanggung jawab terhadap diri sendiri. Subyek mampu mengikuti pelajaran yang diberikan disekolah dengan perlahan-lahan.


BAB III

Landasan Teori
A.    Definisi Kesulitan Belajar
Kutipan Hallahan, Kauffman, dan Lloyd terhadap definisi kesulitan belajar yang dikemukakan oleh United State Office of Education (USEO) (dalam Mulyono) adalah sebagai berikut: Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologi dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atua tulisan. Gangguan tersebut dapat berupa kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, dan berhitung.[3]
Sedangkan Hammill mendefinisikan Definisi kesulitan belajar adalah beragam bentuk kesulitan yang nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, dan/atau berhitung. Gangguan tersebut berupa gangguan intristik yang diduga karena adanya disfungsi system saraf pusat.[4]
Sedangkan Yurlinda menyebutkan bahwa NJCLD (National Joint Committee of Learning Disabilities) berpendapat bahwa kesulitan belajar adalah istilah umum untuk berbagai kesulitan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung. Kondisi ini bukan karena kecacatan fisik atau mental, bukan juga karena pengaruh faktor lingkungan, melainkan karena factor kesulitan dari dalam individu itu sendiri saat mempersepsi dan melakukan pemrosesan informasi terhadap objek yang diinderainya. [5]
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah berbagai kesulitan dalam hal membaca, menulis, berbicara, menyimak, dan berhitung.

B.     Karakteristik Kesulitan Belajar
Mencermati definisi dan uraian di atas tampak bahwa kondisi kesulitan belajar memiliki beberapa karakteristik utama, yaitu:
1.      Gangguan Internal
Penyebab kesulitan belajar berasal dari faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam anak itu sendiri. Anak ini mengalami gangguan pemusatan perhatian, sehingga kemampuan perseptualnya terhambat. Kemampuan perseptual yang terhambat tersebut meliputi persepsi visual (proses pemahaman terhadap objek yang dilihat), persepsi auditoris (proses pemahaman terhadap objek yang didengar) maupun persepsi taktil-kinestetis (proses pemahaman terhadap objek yang diraba dan digerakkan). Faktor-faktor internal tersebut menjadi penyebab kesulitan belajar, bukan faktor eksternal (yang berasal dari luar anak), seperti faktor lingkungan keluarga, budaya, fasilitas, dan lain-lain.
2.      Kesenjangan antara Potensi dan Prestasi
Anak berkesulitan belajar memiliki potensi kecerdasan/inteligensi normal, bahkan beberapa diantaranya di atas rata-rata. Namun demikian, pada kenyataannya mereka memiliki prestasi akademik yang rendah. Dengan demikian, mereka memiliki kesenjangan yang nyata antara potensi dan prestasi yang ditampilkannya. Kesenjangan ini biasanya terjadi pada kemampuan belajar akademik yang spesifik, yaitu pada kemampuan membaca (disleksia), menulis (disgrafia), atau berhitung (diskalkulia).


3.      Tidak Adanya Gangguan Fisik dan/atau Mental
Anak berkesulitan belajar merupakan anak yang tidak memiliki gangguan fisik dan/atau mental.
Kondisi kesulitan belajar berbeda dengan kondisi masalah belajar berikut ini:
a)         Tunagrahita (Mental Retardation)
Anak tunagrahita memiliki inteligensi antara 50-70. Kondisi tersebut menghambat prestasi akademik dan adaptasi sosialnya yang bersifat menetap.
b)        Lamban Belajar (Slow Learner)
Slow learner adalah anak yang memiliki keterbatasan potensi kecerdasan, sehingga proses belajarnya menjadi lamban. Tingkat kecerdasan mereka sedikit di bawah rata-rata dengan IQ antara 80-90. Kelambanan belajar mereka merata pada semua mata pelajaran. Slow learner disebut anak border line (”ambang batas”), yaitu berada di antara kategori kecerdasan rata-rata dan kategori mental retardation (tunagrahita)
c)         Problem Belajar (Learning Problem)
Anak dengan problem belajar (bermasalah dalam belajar) adalah anak yang mengalami hambatan belajar karena faktor eksternal. Faktor eksternal tersebut berupa kondisi lingkungan keluarga, fasilitas belajar di rumah atau di sekolah, dan lain sebagainya. Kondisi ini bersifat temporer/sementara dan mempengaruhi prestasi belajar.

C.    Klasifikasi Kesulitan Belajar
Disgrafia atau Kesulitan Menulis
Disgrafia adalah kesulitan yang melibatkan proses menggambar simbol simbol bunyi menjadi simbol huruf atau angka. Kesulitan menulis tersebut terjadi pada beberapa tahap aktivitas menulis, yaitu:
-       Mengeja, yaitu aktivitas memproduksi urutan huruf yang tepat dalam ucapan atau tulisan dari suku kata/kata. Kemampuan yang dibutuhkan aktivitas mengeja antara lain (1) Decoding atau kemampuan menguraikan kode/simbol visual; (2) Ingatan auditoris dan visual atau ingatan atas objek kode/simbol yang sudah diurai tadi; untuk (3) Divisualisasikan dalam bentuk tulisan.
-       Menulis Permulaan (Menulis cetak dan Menulis sambung) yaitu aktivitas membuat gambar simbol tertulis. Sebagian anak berkesulitan belajar umumnya lebih mudah menuliskan-huruf- cetak yang terpisah-pisah daripada menulis-huruf-sambung. Tampaknya, rentang perhatian yang pendek menyulitkan mereka saat menulis-huruf-sambung. Dalam menulis-huruf-cetak, rentang perhatian yang dibutuhkan mereka relatif pendek, karena mereka menulis ”per huruf”. Sedangkan saat menulishuruf- sambung rentang perhatian yang dibutuhkan relatif lebih panjang, karena mereka menulis ”per kata”. Kesulitan yang kerap muncul dalam proses menulis permulaan antara lain:
1) Ketidakkonsistenan bentuk/ukuran/proporsi huruf
2) Ketiadaan jarak tulisan antar-kata
3) Ketidakjelasan bentuk huruf
4) Ketidakkonsistenan posisi huruf pada garis
Dalam disgrafia terdapat bentuk-bentuk kesulitan yang juga terjadi pada kesulitan membaca, seperti:
1) penambahan huruf/suku kata
2) penghilangan huruf/suku kata
3) pembalikan huruf ke kanan-kiri
4) pembalikan huruf ke atas-bawah
5) penggantian huruf/suku kata[6]


D.    Penyebab Kasus
Faktor faktor penyebab kesulitan belajar menurut Dalyono dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu:
1.      Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi:
a.    Faktor fisiologi
Faktor fisiologis yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada siswa seperti kondisi siswa yang sedang sakit, kurang sehat, adanya kelemahan atau cacat tubuh, dan sebagainya.
b.   Faktor psikologi
Faktor psikologis yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada siswa meliputi tingkat intelegensia pada umumnya yang rendah, bakat terhadap mata pelajaran yang rendah, minat belajar yang kurang, motivasi yang rendah, dan kondisi kesehatan mental yang kurang baik.
1)        Intelegensi
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1998). Jadi intelegensi sebeneranya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya degan intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan pengontrol hampir seluruh aktivitas manusia. Seorang guru sudah sepantasnya menyadari tingkat intelegensi siswa baik yang positif maupun negatif, yang dapat menimbulkan kesulitan belajar pada siswa yang bersangkutan. Karena itu guru/pembimbing harus tingkat kecerdasan IQ anak agar dapat membimbing siswa-siswanya sehingga tidak mengalami kesulitan dalam belajar.
2)      Bakat
Apabila seseorang harus mempelajari bahan yang lain dari bakatnya akan cepat bosan, mudah putus asa, dan memiliki rasa tidak senang terhadap belajarnya sehingga ia mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan belajar.
3)      Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri, dan kurang percaya diri merupakan, faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan prestasi belajar. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar.
4)      Motivasi
Motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Setiap perubahan selalu didorong oleh motivasi , misalnya belajar yang dipengaruhi oleh motivasi dari individu untuk belajar. Motivasi diperlukan agar individu tersebut dapat mencapai tujuan belajar yaitu sukses dalam belajar.
Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya semakin besar kesuksesan belajarnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, sering meninggalkan pelajaran, akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.
5)      Minat
Minat seorang siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran tertentu akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap siswa dalam memahami materi. Apabila dari diri siswa tidak timbul minat untuk belajar maka pelajaran pun tak pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan.
2.      Faktor ekstern (faktor dari luar manusia) meliputi:
a.         Faktor-faktor non sosial
Faktor nonsosial yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa dapat berupa peralatan belajar atau media belajar yang kurang baik atau bahkan kurang lengkap, kondisi ruang belajar atau gedung yang kurang layak, kurikulum yang sangat sulit dijabarkan oleh guru dan dikuasai oleh siswa, waktu pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang disiplin, dan sebagainya.
b.        Faktor-faktor sosial
Faktor-faktor sosial yang juga dapat menyebabkan munculnya permasalahan belajar pada siswa seperti faktor keluarga, sekolah, teman bermain, dan lingkungan masyarakat yang lebih luas.


BAB IV
METODE PENELITIAN

A.    Identifikasi

Berikut adalah  identifikasi awal pada anak yang berkesulitan belajar:

No.
Perilaku yang teramati
Ceklis
1.
Perhatian mudah teralih
ü   
2.
Lambat dalam mengikuti instruksi atau  menyelesaikan tugas
ü   
3.
Tidak kenal lelah atau aktivitas berlebihan
ü   
4.
Sering kehilangan barang-barang atau  mudah lupa

5.
Sering menabrak benda saat berjalan

6.
Cenderung ceroboh
ü   
7.
Kesulitan mengikuti ritme atau ketukan

8.
Kesulitan bekerjasama dengan teman

9.
Kesulitan meniru gerakan yang dicontoh

10.
Kesulitan melempar dan menangkap bola

11.
Kesulitan membedakan kiri-kanan, atas-bawah, depan belakang

12.
Kesulitan dalam mengenal huruf

13.
Kesulitan untuk membedakan huruf “b-d,p-q,w-m, n-u”

14.
Kualitas tulisan sangat buruk
ü   
15.
Kehilangan huruf saat menulis
ü   
16.
Kurang dapat  memahami isi bacaan
ü   
17.
Menghilangkan kata saat membaca

18.
Kosakata terbatas
ü   
19.
Kesulitan untuk mengemukakan  pendapat

20.
Kesulitan untuk mengenali konsep angka dan bilangan

21.
Kesulitan memahami soal cerita
ü   
22.
Kesulitan membedakan bentuk geometri (linkaran, persegi, persegi panjang, dan segiriga)

23.
Kesulitan membedakan  konsep +, -, X, dan :
ü   
24.
Kesulitan membilang secara berurutan

25.
Sulit mengoperasikan hitungan
ü   
Perilaku yang teramati:
Menggerakkan anggota tubuh tidak henti, suka mengganggu teman, membaca dengan sura keras, Ketika salah membaca subyek tetap melanjutkan  membacanya tanpa merasa ada yang salah

Bila dari hasil pengamatan, anak menunjukkan lebih dari delapan item perilaku dalam daftar ceklis ini, kemungkinan anak tersebut berisiko mengalami kesulitan belajar.


B.     Metode Pengumpulan Data

1.      Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara  untuk menganalis dan mengadakan pencatatan secara sistematis  mengenai tingkah laku dangan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.[7]
Dalam kegiatan studi kasus ini kami melakukan observasi terhadap perilaku subyek selama berada di kelas. [8] observasi kami lakukan untuk melengkapi daftar ceklist yang tesedia pada tabel identifikasi. Perilaku  tersebut antar lain perhatian mudah teralih, lambat dalam mengikuti instruksi, dan ceroboh.

2.      Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.[9] Wawancara dalam kegiatan studi kasus ini berupa wawancara tidak terstruktur.
Wawancara dalam kegiatan studi kasus ini melibatkan guru wali kelas dan orang tua subyek. Wawancara terhadap wali kelas kami lakukan untuk mengetahui perilaku subyek selama proses belajar di kelas. Wawancara kami lakukan lebih dari satu kali demi menggali informasi mengenai subyek dengan sebanyak-banyaknya. Selain itu tujuan wawancara kami adalah untuk mengetahui metode pembelajaran yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran.
Sedangkan wawancara terhadap orang tua subyek dilakukan untuk mengetahui keseharian subyek ketika di rumah, latar belakang keluarga subyek dan cara belajar subyek ketika di rumah. Wawancara ini kami lakukan satu kali selama 75 menit di rumah orang tua subyek. 
3.      Tes
Pengertian tes menurut Suryabrata (1993) dalam Nur’aeni menyebutkan bahwa tes  adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan yang berdasar atas bagaimana testee menjawab.[10]Adapun tes yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui skor IQ subyek. Tes dilakukan menggunakan alat tes Stanford- Binet Intelligence Scale Form L-M . Pelaksanaan tes dilakukan secara Individu.

C.    Metode yang Dapat Digunakan
Adapun metode sementara yang dapat dilakukan agar anak lebih mudah untuk menulis antar lain:
1.      Pahami keadaan anak. Upayakan untuk tidak membandingkan anak yang mengalami gangguan ini dengan anak lain yang normal. Membanding-bandingkan hanya akan membuat anak merasa stres dan frustasi.
2.      Menyajikan tulisan cetak. Penggunaan tulisan cetak pada komputer maupun smartphone memungkinkan anak bisa memanfaatkan sarana korektor ejaan agar dia bisa mengetahui kesalahannya secara langsung.
3.      Bangun rasa percaya diri anak. Berilah pujian pada saat yang tepat dan wajar pada setiap usaha yang dilakukan anak. Selain itu, jangan menyepelekan atau melecehkan hal-hal yang sedang dilakukan anak karena akan membuatnya merasa rendah diri dan frustasi. Jika ini yang terjadi, akan sulit membangun rasa percaya diri anak.
4.      Latih anak terus menerus menulis. Upayakan setiap peristiwa menjadi saat-saat latihan bagi anak untuk menulis. Berikan tugas-tugas yang menarik, seperti : menulis surat untuk teman, untuk orang tua, dan sejenisnya. Upaya-upaya ini akan meningkatkan kemampuan menulis anak dan membantunya menuangkan ide tentang huruf dan kata dalam bentuk tulisan nyata.






















BAB V
KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang kami lakukan di sekolah, wawancara dengan pihak sekolah dan keluarga serta tes IQ yang kami lakukan kami menyimpulkan bahwa anak tersebut tidak mengalami kesulitan belajar menulis. Kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika mengerjakan soal hanyalah karena faktor ketidaktelitian.

B.     Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah:
1.      Bagi Guru. Hendaknya guru senantiasa mengembangkan kemampuan diri untuk menambah wawasan dan pengetahuan, dan kreatifitas dalam penentuan metode pembelajaran yang paling tepat dan sesuai, baik melalui jalur pendidikan maupun dengan cara membaca buku atau referensi yang dapat menunjang terhadap peningkatan pemahaman siswa tentang matematika.
2.      Bagi Sekolah. Sekolah diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang diperlukan, sehingga diharapkan prestasi siswa juga dapat meningkat.
3.      Bagi orang tua. Hendaknya senantiasa memotivasi anaknya untuk semangat belajar dan selalu mendampingi putranya dalam belajar.





 DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosi, dan Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Dodi, Limas. 2015. Metodologi penelitian: Science Methods, Metode Tradisional dan Natural Setting, Berikut Teknik Penulisannya. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Erma Suryani, Yulinda. September 2010. “Kesulitan Belajar”. Magistra, 73.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN Ngronggo 6 Kota Kediri Tahun 2016.
Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan pengembangan. 2007. Model Kurikulum Bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Nur’aeni. 2012. Tes Psikologi: Tes Inteligensi dan Tes Bakat. Yogyakarta: Purwokerto Press.



[1] Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN Ngronggo 6 Kota Kediri Tahun 2016.
[2] Wawancara Ibu Fitri Utami, orang Tua Subyek, Kediri, 30 Desember 2016.
[3] Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosi, dan Remediasinya (Jakarta: Rineka Cipta,2012), 2.
[4] Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan pengembangan, Model Kurikulum Bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2007), 3.
[5] Yulinda Erma Suryani, “Kesulitan Belajar”, Magistra, 73 (September, 2010), 34.
[6] Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan pengembangan, Model Kurikulum Bagi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2007) Hal 6-7.
[7] Limas Dodi, Metodologi penelitian: Science Methods, Metode Tradisional dan Natural Setting, Berikut Teknik Penulisannya (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2015),150
[8] Observasi, di Kelas 2 SDN Ngronggo Kota Kediri, 3 Desember 2016
[9] Limas Dodi, 141
[10] Nur’aeni, Tes Psikologi: Tes Inteligensi dan Tes Bakat (Yogyakarta: Purwokerto Press,2012), 2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

المطالعة الثانية أَنْوَاعُ التَّرْوِيْحِ

Cara Pembuatan Kimchi dan 5 Manfaatnya yang Mengejutkan