Psikologi Pendidikan - Cara Mengukur



1.    Giftedness
Definisi : Kompetensi diatas rata-rata dalam kemampuan manusia
Tokoh : Renzulli
Teori : Konsep tiga cicin keberbakatan dari Renzulli menentukan giftedness sebagai saling keterkaitan antara tiga komponen yang penting, yaitu:
·         Kemampuan umum (kapasitas intelektual) dan/atau kemampuan khusus diatas rata-rata
·         Kreativitas yang tinggi
·         Komitmen terhadap tugas yang tinggi
Cara mengukur :
a.       Dengan tes bakat (aptitude test)
b.      Dengan observasi terhadap minat
c.       Dengan pengalaman atau latihan

2.    Motivasi
Definisi : motivasi adalah 'alasan' yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu.
Tokoh : Abraham Maslow
Teori : Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia sebagai berikut: 
1.      Kebutuhan Fisiologis 
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan, minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
2.      Kebutuhan Rasa Aman 
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman.
3.      Kebutuhan Sosial 
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain.
4.      Kebutuhan Penghargaan 
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang. 
5.      Kebutuhan Aktualisasi diri 
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang.
Cara mengukur :
a.       Tes proyektif : Salah satu teknik proyektif yang banyak dikenal adalah Thematic Apperception Test (TAT).
b.      Kuesioner : Dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien.
c.       Observasi perilaku : Dengan membuat situasi sehingga klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya.

3.    Studi Habits
Definisi : Cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis.
Tokoh : Ivan P. Pavlov
Teori : Teori Classical Conditioning
Tipe pembelajaran dimana suatu organism belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respon yang sama.
Cara mengukur studi habits :
Menggunakan alat ukur SSHA (Survey of Study Habits and Attitude) dari Brown & Holtzman atau kuesioner.



4.    Intelligence Quotient
Definisi : ukuran kemampuan intelektual, analitis (kemampuan menganalisa), logika dan rasio seseorang.
Tokoh : Alfred Binet
Teori Intelligence Quotient :
a.       Teori Triarkis Stenberg
Menurut teori inteligensi triarkis dari Robert J. Stenberg (1986, 200), inteligensi muncul dalam bentuk : analitis, kreatif, dan praktis.
·         Inteligensi analitis  adalah kemampuan untuk menganalisis, menilai, mengevaluasi, membandingkan, dan mempertentangkan.
·          Inteligensi kreatif  adalah kempuan untuk mencipta, mendesain, menciptakan, menemukan, dan mengimajinasikan.
·         Inteligensi praktis  focus pada kemampuan untuk menggunakan, mengaplikasikan, mengimplementasikan, dan mempraktikkan.
b.      Teori Multiple Inteligence
Howard Gardner percaya bahwa ada banyak tipe inteligensi spesifik atau kerangka pikiran. Kerangka ini dideskripsikan bersama dengan contoh perkejaan yang merefleksikan kekuatan masing-masing kerangka :
·         Keahlian verbal : kemampuan untuk berpikir denga kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna (penulis, wartawan, pemibcara)
·         Keahlian matematika : kemampuan untuk menyelesaikan operasi matematika (ilmuwan, insinyur, akuntan)
·         Keahlian spasial : kemampuan untuk berfikir tiga dimensi (arsitek, peerupa, pelaut)
·         Keahlian tubuh-kinestetik : kemampuan untuk memanipulsi objek dan cerdas dalam hal-hal fisik (ahli bedah, pengrajin, penari, atlet)
·         Keahlian musical : sensitive terhadap nada, melodi, irama, dan suara (composer, musisi, pendengar yang sensitive)
·         Keahlian intrapersonal : kemampuan untuk memahami diri sendiri dan menata kehidupann dirinya secara efektif (teolog, psikolog)
·         Keahlian interpersonal : kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain (guru teladan, professional kesehaan mental)
·         Keahlian naturalis : kemampuan untuk mengamatti pola-pola di alam dan memahami system alam dan system buatan manusia (petani, ahli botani, ahli ekologi, ahli tanah)
Cara mengukur Intelligence Quotient :
a.       Tes Verbal (Pengetahuan Umum).
b.      Non-Verbal (Pengorganisasian gambar dan angka secara abstrak).

5.    Emotional quotient
Definisi : kemampuan untuk memahami perasaan diri sendiri, untuk berempati terhadap perasaan orang lain dan untuk mengatur emosi, yang secara bersama berperan dalam peningkatan taraf hidup seseorang
Tokoh : Daniel Goldam
Teori Emotional Quotient : Ada 5 komponen kecerdasan emosi, yaitu:
·         Kesadaran diri : kemampuan untuk mengenali dan memahami suasana hati, emosi dan percaya diri.
·         Pengaturan diri : kemampuan untuk mengontrol atau mengarahkan impuls menganggu dan suasana hati dan kecenderungan untuk menangguhkan penilaian dan berpikir sebelum bertindak.
·         Motivasi : sebuah gairah untuk bekerja karena alasan yang melampaui ang dan status dan kecenderungan unuk mengejar tujuan dengan energy dan ketekunan.
·         Social keterampilan : sebuah keterampilan dalam mengelola hubungan dan membangun jaringan.
·         Empati : kemampuan untuk memahami susunan meosional orang lain.
Cara mengukur kecerdasan emosi :
·         Self report. Membuat pengakuan, misalnya: saya sulit mengendalikan kemarahan saya.
·         Penilaian orang lain. Mampu memotivasi orang lain ketika orang lain mengalami masalah.
·         Standar. Contoh: seorang manager marah pada karyawannya secara tiba-tiba. Kira-kira apa yang dirasakan karyawan? Marah, kesal, menerima, senang?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

المطالعة الثانية أَنْوَاعُ التَّرْوِيْحِ

Laporan Studi Kasus

Cara Pembuatan Kimchi dan 5 Manfaatnya yang Mengejutkan