REVIEW JURNAL
REVIEW JURNAL
Judul Jurnal
HUBUNGAN ANTARA KESESAKAN DAN KONSEP DIRI DENGAN
INTENSI PERILAKU AGRESI: STUDI PADA REMAJA DI PEMUKIMAN KUMUH KELURAHAN ANGKE
JAKARTA BARAT
Nama
Peneliti
Putu
Tommy Yudha, Christine
Volume
Jurnal Psikologi Vol. 3 No. 1, Juni 2005
Sumber Jurnal
Fakultas
Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta
Definisi Variabel
Agresivitas adalah
perilaku fisik atau verbal yang disertai maksud untuk melukai seseorang (Myers,
2005). Sedangkan agresivitas manusia menurut Anderson dan Huesmann (2003)
adalah perilaku yang diarahkan pada orang lain yang disertai oleh maksud untuk
melukai. Menurut Saad (2003), suatu perilaku dapat disebut bersifat agresi jika
perilaku tersebut memiliki unsur-unsur kesengajaan, memiliki obyek, serta akibat
yang tidak menyenangkan bagi pihak lain yang terkena sasaran perilaku agresi
tersebut.
Kesesakan adalah suatu hasil dari persepsi individu
atas adanya keterbatasan spasial-fisik (Bonnes dan Secchiaroli, 1995). Veitch
& Arkkelin (1995) mendefinisikan kesesakan sebagai suatu konsep psikologis
yang menunjuk pada pengalaman subyektif, yang mungkin atau mungkin tidak secara
adekuat berhubungan dengan pengukuran kepadatan populasi seperti jumlah ruang
fisik per orang atau jumlah orang per unit ruangan. Krahe(2001) menyatakan
bahwa kesesakan mengacu pada kepadatan ruang yang dipersepsi secara subyektif
sebagai tidak menyenangkan dan aversif.
Kepadatan sebagai kondisi fisik terkait dengan
keterbatasan spasial yang disebabkan oleh banyaknya jumlah individu dalam suatu
unit ruang (misalnya per meter persegi, per ruangan, per tempat tinggal ataupun
per hektar).
Brooks (dikutip oleh Juriana, 2000) menyatakan
konsep diri sebagai persepsi mengenai diri individu itu sendiri baik yang
bersifat fisik, sosial, dan psikologis yang diperoleh melalui pengalaman dan
interaksi individu dengan orang lain. McGraw (2001) menambahkan bahwa konsep
diri merupakan sekumpulan keyakinan,kenyataan, pendapat, dan persepsi mengenai
diri individu itu sendiri di sepanjang kehidupannya.
Menurut Papalia, Olds & Feldman (2004), masa
remaja adalah transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Sarwono (2003) juga menyatakan hal yang sama tetapi menambahkan juga bahwa masa
peralihan dari anak-anak ke dewasa ini bukan hanya dalam artian psikologis
tetapi juga fisik. Bahkan menurut Sarwono, perubahan-perubahan fisik yang
terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan
perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari
perubahanperubahan fisik itu.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, intensi dalam
berperilaku agresi baik itu agresi fisik maupun agresi verbal subyek cenderung
rendah. Kecenderungan subyek yang rendah dalam berperilaku agresi karena
terdapat banyak hal yang mempengaruhi seseorang untuk berperilaku agresi.
Faktor-faktor tersebut menurut Krahe (1996) terbagi menjadi tiga, yaitu faktor
personal (meliputi jenis kelamin, gen spesifik, kepribadian tipe A, hostile
attributional bias, dan narcissism), faktor situasional (meliputi
rasa frustrasi dan selanjutnya berdasarkan hasil analisis dengan independent
sample t-test, diketahui bahwa t(53) = 1.24 dan p > .05.
Artinya, tidak ada perbedaan kesesuaian konsep diri real dan ideal yang
signifikan antara laki-laki dan perempuan.
Komentar
Posting Komentar